Rabu, 24 Juni 2015

MATERI PENYULUHAN (8)



TANAMAN GANYONG
Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup populer , termasuk tanaman dwi tahunan(2 musim), hanya saja dari tahun ke tahun berikutnya mengalami masa istirahat. Daun-daunnya mengering lalu tanamannya hilang dari tanah. Pada musim hujan tunas akan keluar dari mata-mata umbi/rizhomanya.
Tanaman Ganyong adalah tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahun, berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih hingga disebut batang semu atau batang palsu. tanaman yang umumnya banyak dikenal didaerah pedesaan. Asal tanaman ganyong ini awalnya  dari daerah  Amerika Selatan, dan telah tersebar ke Asia, Australia, dan Afrika. Umbi mudanya di Amerika Selatan dimakan sebagai sayuran, dan kadang digunakan sebagai pencuci mulut. Untuk Indonesia   sekarang sudah banyak menyebar dari sabang sampai merauke, dan sudah lama akrab diantara masyarakat kita khsusunya para petani. Ganyong banyak memiliki persamaan nama lain dibeberapa daerah di Indonesia, yaitu  buah tasbih, ubi pikul, ganyal, ganyol,  sinetra dll dan  dimancanegara  menyebut ganyong sebagai Queensland Arrowroot. Hasil wawancara kepada masyarakat Belu dimana tanaman ini banyak ditemukan menyatakan mereka tidak asing terhadap tanaman tersebut bahkan juga sering dimasak untuk dimakan atau dimasak menjadi pakan.
Ganyong ada dua macam yaitu ganyong merah dan putih.
Ganyong Merah dengan ciri sebagai berikut :
· Batang lebih besar 
· Agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan 
· Sulit menghasilkan biji 
· Hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah 
· Umbi lazim dimakan segar (direbus) 
Ganyong Putih dengan ciri :
· Lebih kecil dan pendek 
· Kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan 
· Selu menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman
· Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi 
· Hanya lazim diambil patinya.

Sekarang ini sedikitnya  ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).
Umbi ganyong memiliki senyawa antinutrisi, yaitu tanin dan saponin. Tanin akan membentuk kompleks dengan protein dalam sistem pencernaan, berinteraksi dengan enzim pencernaan. Tanin juga dapat menurunkan daya cerna protein, menghambat aktivitas beberapa enzim pencernaan seperti tripsin, kimotripsin, amilase dan lipase. Sedangkan saponin merupakan toxin yang bisa menghancurkan butir darah atau hemolisis. Saponin juga meiliki kemampuan mengikat dengan kolesterol. Namun kedua senyawa tanin dan saponin ini akan hilang setelah ganyong melalui proses pengolahan, yaitu perebusan, perendaman, dan pemanasan. Umbi ganyong dapat dikonsumsi  dengan jalan merebus hingga matang.  dimakan sebagai camilan, atau ganyong bisa menjadi bahan alternatif pengganti beras yang cukup lezat karena ganyong banyak mengandung karbohidrat dan kalori, dimana karbohidrat selain mengenyangkan, juga merupakan bahan baku tubuh untuk menghasilkan energi bersama kalori oleh sebab itu umbi ganyong dapat  menjadi pangan alternatif saat paceklik, saat harga bahan makanan pokok naik. .
Manfaat Tepung Ganyong
Dalam pati ganyong terdapat 80% karbohidrat dan 18% air. Kadar pati yang tinggi pada umbi ganyong merupakan peluang yang baik sebagai bahan baku industri, seperti sirup glukosa dan alkohol.  Kelebihan Tepung ganyong lainnya adalah daya cernanya tinggi sehingga cocok dibuat sebagai makanan bayi. Untuk memperoleh makanan bayi yang baik maka tepung ganyong yang tinggi karbohidrat perlu diperkaya dengan bahan lain, misalnya bahan makanan sumber protein.  Pembuatan makanan bayi dengan tepung ganyong ini  dengan cara membuat bubur susu, yaitu campuran bahan dicampur dengan air lalu dipanaskan sampai mengental dan masak. Untuk pelengkap gizi, dapat ditambahkan susu bubuk bayi atau susu sapi, serta penambah rasa yaitu gula dan garam. Manfaat lain dari umbi ganyong adalah untuk diambil tepung patinya, dan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kue, bihun,
Bihun berasal dari bahasa cina, yang bisa berarti beras, sesuai dengan namanya, bahan baku bihun adalah beras. Beras untuk pembuatan bihun harus tinggi kandungan amilosanya dan rendah kandungan amilopektinnya, sehingga menghasilkan gel yang kaku pada bihun. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan  sekarang ini, bihun tidak hanya dibuat dari beras saja, tetapi dapat dibuat dari campuran tepung jagung dan tepung tapioka. Tepung tapioka di sini juga dapat digantikan oleh tepung ganyong.
Daerah sentral produksi Ganyong, yaitu Klaten, Wonosobo, Purworejo, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, Karawang hingga Probilonggo, selain diambil patiya, ganyong juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan keripik ganyong.
 Syarat Tumbuh
Ganyong bukanlah tanaman yang manja, karena tanaman ini tahan terhadap naungan, dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. Tanaman ini tidak membutuhkan syarat yang berat untuk pertumbuhannya. hanya saja bila menginginkan hasil panen tinggi, harus diperhatikan sifat dan lingkungan hidupnya.  Tanaman ini tidak tahan di daerah yang anginnya kuat, karena ganyong merupakan tanaman herba atau terna hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin. Pada daerah berangin kuat, tanaman ini sangat memerlukan lajur-lajur pelindung untuk mempertahankan hidupnya. Meskipun ganyong toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 250 meter dpl. Tetapi hal ini tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di daerah dengan ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh subur. Pada daerah yang sangat dingin tanaman ini juga dapat hidup, tetapi proses pembentukan umbi untuk menuju dewasa cukup lama dan pada daerah yang suhu udaranya pada siang hari sangat tinggi dan pada malam harinya sangat rendah, tanaman inipun mampu hidup dan berkembang biak dengan baik. Misalnya di daerah Aparimacgorge/Peru yang pada siang hari bersuhu 320 C dan pada malam hari Cuma 70 C .
Curah hujan merupakan salah satu syarat untuk menunjang kehidupan suatu tanaman. Tanaman ganyong memerlukan curah hujan yang sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah, sehingga tanaman ini dapat hidup dengan baik di musim kemarau atau di daerah kering. Misalnya di Hawai yang curah hujan tahunannya hanya 112 cm, tanaman mampu tumbuh dengan baik . Jumlah embun juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Embun yang terlalu banyak sering mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan daun dan merusak perkembangan umbinya.
 Setiap tanaman memang menghendaki jenis-jenis tanah tertentu. Tidak demikian halnya dengan tanaman ganyong, dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Hanya di jenis tanah liat berat sajalah tanaman akan tumbuh kurang baik, karena sistem drainase pada tanah jenis ini biasanya jelek. Bila terpaksa harus ditanam pada jenis tanah ini, maka drainasenya harus dibuat memadai dengan cara membuat saluran-saluran air atau ditanam dengan sistem guludan , apabila ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sebaiknya ganyong ditanam pada tanah-tanah lempung berpasir yang kaya humus.
1. Pemilihan Bibit
Bibit yang digunakan adalah rhizoma atau umbinya yang telah mencapai ukuran normal dan mengandung 1-2 mata tunas sehat. Bibit juga dapat diperoleh sewaktu dilakukannya panen yaitu mengambil bagian ujung umbi yang masih muda. Umbi muda ini jika diambil tepungnya akan kurang baik karena kadar patinya masih rendah. Untuk  mencegah dari serangan penyakit busuk Umbi, bibit harus dicelupkan dalam campuran 10% tembaga sulfat sebelum ditanam. Jumlah bibit yang diperlukan untuk luas areal penanaman seluas 1 hektar diperlukan kurang lebih 2 ton bibit. Selain menggunakan umbi, ganyong juga dapat diperbanyak melalui biji.
2. Pengolahan  Tanah
Tanaman ganyong pada umumnya mampu tumbuh pada tanah miskin  hara dan tidak membutuhkan perawatan khusus, namun untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi , tanaman garnyong menghendaki tanah yang gembur dan kaya humus , karena pada struktur tanah yang gembur dan kaya humus  umbi dapat tumbuh dengan leluasa dan proses pemanenan  akan lebih mudah dan cepat apabila kondisi tanah gembur.
Untuk memperoleh struktur tanah yang gembur dapat dilakukan pengolahan sebaik mungkin dengan cara membajak atau mencangkul dengan kedalaman  30 cm hingga  gembur dan  dikeringkan selama 15 hari , Kemudian dicangkul kembali sambil dibuat guludan selebar 40-60 cm tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan. Jarak antara guludan 60-100 cm. Buat lubang tanam dengan kored 12,5-15 cm.
3. Penanaman
Bertanam ganyong  sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober karena dengan adanya curah hujan , tanaman lebih banyak tertolong pertumbuhanya . Tanamkan bibit satu persatu kedalam lubang tanam dengan arah tunas menghadap ke atas. Tutup (timbun) bibit dengan tanah setebal 12,5 cm sambil merapikan guludan.  Jarak tanam 75 x 75 cm, 100 x 75 cm, 90 x 90 cm, 100 x 135 cm tergantung kesuburan tanah.
4. Pemeliharaan
A. Pemupukan
Pemupukan  dilakukan hanya 1 kali pada umur 1-3 bulan setelah tanam. Jenis pupuk yang diberikan Urea 100 Kg, SP 100 Kg dan KCl 50 Kg dengan cara  menabur pupuk dalam larikan sedalam 10-15 cm kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan bulanan dengan pupuk cair atau buatan memberikan hasil lebih baik.
B. Penyulanan dan pengendalian Hama Penyakit
Pemeliharaan yang perlu dilakukan pada budidaya ganyong adalah penyiangan gulma , penyulaman , penggludan dan pengendalian hama dan penyakit.  Mulsa rumput kering pada bedengan membantu menjaga kelembaban tanah dan menambah unsur hara tetapi dapat merupakan tempat persembunyian bagi kumbang. Penyiangan dilakukan sebulan sekali tergantung keadaan gulma. Penggemburan tanah dan pengguludan  dilaksanakan secara bersamaan dan bertujuan untuk memudahkan pembentukan tunas-tunas baru dan umbi secara produktif .
 Hama yang sering menyerang tanaman ganyong adalah  Ulat Daun  Belalang dan kutu daun. Ulat Daun dan belalang  dapat menyebabkan daun rusak, bolong-bolong tidak teratur. Kutu Daun menyerang dengan menghisap cairan tanaman, terutama pucuk daun atau daun-daun muda Serangan kutu daun menyebabkan daun atau pucuk kerdil. Pengendalian serangan hama dengan cara mekanis yaitu memangkas bagian tanaman yang terserang berat.
Penyakit Karat Daun mempunyai gejala serangan permukaan daun sebelah atas berbintik-bintik merah atau kecoklatan seperti karat, terjadi pada daun-daun.  Pengendalian untuk serangan ringan dengan cara mekanis memangkas bagian tanaman, serangan berat dengan memusnahkan tanaman. Penyakit Layu Sclerotium  mempunyai gejala  pangkal batang dekat permukaan  tanah layu dan busuk kadang-kadang akhirnya tanaman mati. Pengendalian dengan sanitasi kebun, perbaikan drainase dan pemangkasan tanaman yang terserang berat atau pencabutan.
Penyakit Bercak Daun menyerang daun-daun tua, daun bercak-bercak kuning atau coklat sampai kehitam-hitaman tidak teratur dan pada serangan berat daun menjadi kering. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sanitasi kebun, penjarangan anakan dan memangkas tanaman yang terserang berat.
5. Panen
Tanaman ganyong dapat dipanen sesuai dengan tujuan penggunaan hasil, sebagai nyamilan misalnya ubi rebus atau ubi kukus,
panen pada umur 6-10 bulan setelah tanam.  Sebagai bahan baku pembuatan pati atau tepung dipanen pada umur 15-18 bulan. Ciri
Tanda tanaman ganyong siap dipanen adalah daunnya sudah menguning atau mengering, sebagian atau setelah batang mati dan Ubi-ubinya menyembul kepermukaan tanah .  Pemanenan umbi ganyong dicabut atau digali. Ciri umbi matang adalah apabila potongan segitiga bagian terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Hasil umbi bervariasi dari 23 ton per hektar pada 4 bulan menjadi 45-50 ton per hektar pada 8 bulan, atau 85 ton per hektar setelah setahun. Tepung yang dihasilkan adalah 4-10 ton per hektar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar