Rabu, 24 Juni 2015

Materi Penyuluhan (7)



JEWAWUT

Tanaman jewawut adalah tanaman semusim seperti rumput, dan pernah menjadi makanan pokok orang Asia Timur dan Asia Tenggara sebelum mengenal tanaman padi . Dan diperkirakan dari Cina tanaman ini kemudian menyebar ke barat, hingga mencapai Eropa dan  sekitar milenium kedua sebelum Masehi. Orang Romawi telah mengenal dan membudidayakannya, sehingga dikenal pula sebagai "milet Italia".
Jewawut (Setaria italica) adalah sejenis serealia berbiji kecil (milet) dengan batang tanaman  tegak, beruas-beruas, lampai, dan menyisip dari tunas terbawah. Daun jewawut termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya terdiri dari helaian daun saja. Helaian daun ini berbentuk pita/melancip dengan tulang daun sejajar. Permukaan daun kasar karena memiliki bulu halus dan rapat. Daun berseling dan sejajar, tersusun dalam dua baris berhadapan atau searah.
Sistem perakarannya  khas Graminae. Biji menghasilkan satu akar seminal atau radikula yang berkembang menjadi akar primer. Akar sekunder atau akar buku muncul pada buku pertama ketika tanaman jewawut telah mengjasilkan dua atau tiga helai daun. Akar-akar buku menebal dan dianggap menyediakan sebagian besar saluran untuk pengambilan air, ion, dan sebagai pendukung pertumbuhan tanaman .
Seperti halnya sorghum, jewawut juga merupakan tanaman serealia yang banyak mengandung karbohidrat, limbah seperti batang dan daun dapat dijadikan pakan ternak, dapat tumbuh baik pada iklim kering, input pupuk yang minim, lahan yang kurang subur, dll.  Perbedaan jewawut dari sorghum adalah jewawut mempunyai biji lebih kecil sekitar 3 mm ,tinggi tanaman lebih rendah yaitu sekitar 1,5-2 m, malai rapat dan berambutt, dan biji berwarna  kuning pucat hingga jingga, merah, coklat atau hitam.

Klasifikasi (Taksonomi) Tanaman       
 Kingdom                             : Plantae
Subkingdom                       : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                         : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi                      : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas                                     : Moncots
Sub Kelas                             : Commelinidae
Ordo                                      : Poales
Famili                                    :Poaceae(sukurumput-rumputan)            
Genus                  
                :Setaria                                                          
Spesies               
        : Setaria italica

Sebutan tanaman jewawut bervariasi, Orang Romawi telah mengenal dan membudidayakannya, sehingga dikenal pula sebagai "milet Italia". masyarakat Kabupaten Belu menyebut dengan Tora (bahasa Tetun) dan Pio’ ( bahasa bunak), masyarakat Lombok menyebut dengan jawe dan betem , masyarakat ambon menyebut dengan hotong, atong, hetene, masyarakat wetar menyebutnya dengan hetan, di Biak Nuamfor menyebutnya dengan pokem dan hampir setiap daerah mempunyai nama tersendiri sesuai wilayah yang sering membudidayakan.

 Manfaat Jewawut

Jewawut telah banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan di berbagai negara di dunia ini. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan makanan lain. Negara yang sering menggunakan jewawut sebagai makanan pokok adalah Kenya, Uganda, Nigeria, Tanzania, Sudan dan India, serta masyarakat Biak Nuamfor menggunakan jewawut sebagai makanan pokok , namun di Indonesia secara keseluruhan masih sebagian kecil yang mengenal jenis tanaman jewawut ini, dan tanaman jewawut paling banyak ditanam di Jawa, Sulawesi, NTB dan NTT.

Gambar    : Tanaman Jewawut  dengan malainya

  















Tidak seperti tanaman serealia lainnya (jagung, sorghum), perkembangan jewawut di Kabupaten Belu tidak terdeteksi karena didalam Buku statistik tidak termuat, tetapi penulis pada tahun sekitar 2003 an pernah disuguhkan nasi jewawut yang dimasak dengan santan oleh petani di Desa Motaulun Kecamatan Malaka Barat dan sekarangpun bila kita cermati baik-baik, dipasar tradisional atambua dan pasar tradisional Kabupaten Malaka masih dapat dijumpai di pedagang tradisional pada saat musim panen sekitar bulan Juli —September. Keadaan seperti  ini menunjukkan bahwa jewawut keberadaannya di Kabupaten Belu  tetap ada hingga sekarang dan masih dipergunakan masyarakat dan tidak asing bagi masyarakat.

Kandungan gizi tanaman jewawut (setaria italica) dapat dilihat pada tabel 2 di halaman depan yang menunjukkan kandungan gizi sorghum dan jewawut hampir sama. Bagi masyarakat  Indonesia , pengolahan jewawut masih terbatas dengan cara mengolah menjadi nasi , tetapi mengingat kandungan gizi jewawut, jewawut dapat diolah menjadi makanan lain seperti dodol, bajet, bubur , mie dan minuman penyergar seperti Milo  serta tepungnya  dapat dipergunakan  sebagai bahan subsitusi pengganti tepung terigu atau tepung beras pada pengolahan makanan. Keistimewaan lain dari jewawut  adalah  jewawut mengandung senyawa nutrilosida yang  mampu menghambat perkembangan sel kanker, menurunkan resiko mengidap penyakit jantung (artheriosclerosis, dan serangan jantung, stroke dan hipertensi).

Budi daya Jewawut
 Tanaman jewawut adalah tanaman  yang mempunyai adaptasi  yang sangat baik  terhadap curah hujan yang rendah hingga kekeringan dan tidak tahan terhadap genangan air dan kekeringan yang lama, sehingga petani yang telah biasa membudidayakan  jewawut ini sering menanam secara tumpang sari dengan padi gogo pada musim tanam  februari— juni, hal ini disebabkan umur jewawut lebih rendah sehingga diharapkan tidak terjadi persaingan penggunaan air pada vase generatif padi gogo dan tumpangsari dengan jagung  atau tanaman sisipan sebelum tanaman jagung dipanen.
 Syarat Tumbuh Jewawut
Keadaan yang cocok untuk pertumbuhan yang optimum untuk pertanaman  jewawut antara lain  masih bertahan hidup pada curah hujan kurang dari 125 mm, ketinggian 2000 m dpl, pH sekitar 4 –8  , jenis lahan subur dan berbagai jenis tanah seperti berpasir hingga tanah liat yang padat dan bahkan akan tetap tumbuh pada lahan yang miskin unsur hara, Tanaman ini tidak memiliki musim dan bisa ditanam sepanjang tahun dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhannya dan tidak membutuhkan jenis tanah khusus. Oleh sebab itu bisa ditanam dimana saja dengan cara ditabur atau ditanam pada lubang yang telah dtugal lebih dahulu seperti menanam jagung atau sorghum.

Cara menanam

1. Persiapan Benih
Tanaman jewawut dapat diperbanyak dengan biji, dengan cara menabur atau dimasukkan kedalam lubang tugaalan, Kebutuhan benih sekitar 8-10 kg/ha,  Jewawut yang berukuran biji besar diduga termasuk jenis pear millet (Pennisetum glaucum).  Sedangkan jewawut berbiji kecil diduga termasuk millet jenis Panicum miliaceum atau proso millet dan Panicum ramosum atau bronstop millet. Varietas  jewawut yang paling banyak dibudidayakan adalah minna, delima, emas, dan rambutan.

2. Pengolahan tanah
Tanaman Jewawut tidak membutuhkan jenis tanah khusus untuk pertumbuhannya , oleh sebab itu pengolahan tanah yang akan  dipergunakan sebagai lahan penanaman jewawut  dapat dibagi pada 3 kategori sesuai kondisi lahan yang ada  :
A. Lahan yang baru perlu dilakukan pembersihan seluruh bagian tanaman atau gulma,  kemudian membajak atau mencangkul untuk membantu membersihkan semua bagia tanaman yang ada serta memberi penggemburan tanah sehingga  perakaran jewawut lebih mudah berkembang.
B. Lahan dengan tingkat kesuburan lumayan , dapat dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada dan kemudian  dengan mencangkul sedikit saja bagian tanah yang subur guna mencegah tanah yang banyak humusnya  tidak tertanam kembali kebagian yang dalam.
C. Lahan dengan tingkat kesuburan yang baik, dapat dilakukan dengan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) dengan menggunakan herbisida atau dengan membersihkan gulma secara konvensional.

Tanah yang telah diolah sebaiknya dibuat guludan sesuai kebutuhan dan kondisi tanah dengan  tujuan pembuatan guludan adalah memperbaiki drainase dan mencegah penggenangan air. Panjang guludan disesuaikan dengan panjang lahan, tinggi tumpukan tanah/guludan  sekitar 25–30 cm dengan lebar dasar sekitar 30–40 cm. Jarak antara guludan tergantung pada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah, dan erosivitas hujan. Guludan dapat diperkuat dengan menanam rumput atau tanaman perdu (Chairani, 2010).
3. Penanaman

Sama halnya dengan  sorgum, benih jewawut tidak disemaikan tetapi dapat langsung di tanam pada lahan penanaman dengan jumlah benih yang ditanam sebanyak satu jumput atau malai dalam satu lubang tanam .Jarak tanam yang cocok untuk tanaman jewawut pada luas areal 2 x 3 meter adalah 75 x 20 cm atau 70x 25 cm.
4. Pemeliharaan
· Pemupukan
Tanaman jewawut adalah tanaman yang dapat hidup pada input minim, seperti pupuk, namun untuk memberikan hasil maksimal pemupukannya dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 2 : 1 : 1 
· Penyulaman
Tujuan penyulaman adalah untuk mengganti tanaman yang pertumbuhannya kerdil , mati serta terkena serangan hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan dengan memindahkan tanaman yang baik dari tumpukan tanaman dengan mencabut secara hati-hati agar seluruh akar dapat tercabut.
· Penyiangan , pemangkasan dan pemasangan ajir.
Tujuan penyiangan adalah membersihkan gulma yang telah tumbuh agar tidak terjadi persaingan akan unsur hara dengan tanaman pokok, sambil  dilakukan pemangkasan pada tunas baru tanaman jewawut yang tidak produktif kemudian ajir dipasang  agar  pertumbuhan jewawut lebih kuat, ajir dipasang setelah 2-3 minggu setelah tanam. Pemangkasan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pemangkasan pertama .
· Pengairan
Penyiraman di lakukan untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penyiraman ini sebaiknya dilakukan 2 kali sehari agar tanaman tersebut tidak mengalami kekeringan selama pertumbuhannya .
· Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman juwawut termasuk tanaman yang tahan terhadap serangan hama penyakit, walaupun demikian tetap ada beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang, namun apabila tanaman ini dirawat dengan baik kecil kemungkinan akan terserang hama penyakit. Oleh karena itu tindakan preventif / berjaga-jaga sangat dianjurkan agar tanaman tidak terserang dan hama yang sering susah dikendalikan adalah hama burung.
5. Panen dan Pasca Panen
Ciri tanaman jewawut  siap untuk dipanen adalah dengan ditandai biji sudah bernas dan keras , daun atas mulai menguning bahkan mengering  dan umur telah mencapai 3-4 bulan. Pemanenan dilakukan dengan memotong  pada pangkal tangkai/ malai buah  jewawut  dengan panjang sekitar 15– 25 cm. waktu pemanenan yang baik  adalah siang hari dan hari cerah.
Jewawut jenis pear  mempunyai produktivitas 3,5 ton/ha apabila dikelola secara optimal

B. Pasca Panen

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan didalam melakukan pasca panen jewawut antara lain adalah pengeringan, perontokan dan penyimpanan. Setelah panen, pengeringan hendaknya dilakukan sesegera mungkin. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari yaitu dengan cara menghamparkan ikatan tangkai jewawut diatas tikar  atau dengan mesin pengering. Lama pengeringan tergantung  keadaan sinar matahari , dan biasanya mencapai 60 jam atau tingkat kadar air biji jewawut sekitar 12 %. Proses perontokan dilakukan setelah biji kering dengan cara dilirik atau dengan mesin perontok, dan diusahakan biji jewawut jangan sampai terluka. Biji– biji jewawut yang telah dirontokkan dibersihkan atau dipisahkan dari kotoran seperti potongan –potongan tangkai biji dan sebagainya , kemudian disimpan pada wadah  dan disimpan pada gudang , diupayakan kelembaman ruangan gudang stabil

Bentuk hasil olahan biji jewawut adalah :
·  Biji utuh (whole grain)
· Biji yang mengalami proses pengolahan (crackedgrain),
·  Bubur kental (stiff porridge),
·  Roti tidak beragi (unleavened bread),
· Roti beragi (leavened bread),
· Berbagai macam makanan ringan (miscellanous snacks),
· Berbagai jenis minuman (beverages) di berbagai negara.

Pembuatan tepung jewawut dapat dilakukan dengan dua cara  yaitu dari biji jewawut yang sudah kering maupun dari biji jewawut yang sudah dikecambahkan. Tepung jewawut hasil dari perkecambahan biji memiliki nilai gizi yang lebih baik karena dengan proses perkecambahan menyebabkan perubahan nilai nutrisi  yaitu menyederhanakan molekul-molekul karbohidrat, lemak dan protein biji  sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.

3 komentar: