Rabu, 20 April 2016

Materi Penyuluhan



RESEP-RESEP ORGANIK TANAMAN

Pertanian berkelanjutan (Sustainable agriculture) merupakan paradigma baru dalam membangun pertanian. Pertanian berkelanjutan mengupayakan usaha pertanian dengan meminimalkan input luar yang dapat merusak keberlanjutan usaha pertanian seperti pemakaian pupuk anorganik, pestisida kimiawi, penggunaan energi yang boros, dan kurang memanfaatkan kearifan lokal oleh sebab itu pertanian berkelanjutan harus mempunyai komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara bersama-sama saat ini dan sampai saat yang akan datang. Penggunaan bahan kimia sintetik merupakan salah satu penyebab rendahnya produksi hal ini disebabkan bahan sintetik dengan frekwensi pemakaian yang tinggi akan menyebabkan kerusakan fisik dan kimiawi pada tanah.
Tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan antara lain tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency), tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumber daya alam, dan tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity). `
Pengendalian hama/penyakit dan pelaksanaan pemupukan merupakan bagian dari upaya untuk menyelenggarakan pertanian berkelanjutan  bertujuan untuk meningkatkan produksi. Pada umumnya, petani menggunakan pestisida dan pupuk kimia (sintetis) karena merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah hama/penyakit dan kesuburan tanaman. Hal ini, membuat petani  ketergantungan terhadap pestisida dan pupuk kimia tinggi. disilain, aplikasi pestisida dan pupuk kimia menimbulkan banyak kerugian seperti  mencemari lingkungan, meningkatkan residu kimia pada produk pertanian, mengancam kesehatan konsumen, dan mengganggu keseimbangan ekologi di sekitarnya serta kerusakanan tanah. Bahkan, pestisida dan pupuk kimia tersebut juga mengganggu kehidupan biologi dalam tanah dan meningkatkan biaya prdukusi karena harganya yang mahal. Oleh sebab itu pengendalian hama dan kesuburan tanaman dengan memakai ramuan organik  berbahan alami yang ada disekitar kita dapat memberi hasil yang aman untuk konsumen dan lingkungan.
Resep organik untuk pengendalian hama  adalah campuran bahan alami yang tidak asing bagi kita, mudah didapat disekitar kita seperti pinang, daun sirsak, daun Tembakau, cabe, bawang putih, dll yang dapat digunakan sebagai pengganti pestisida. Ramuan ini sangat aman untuk tanaman maupun lingkungan. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
Bahan- bahan :
-          Buah pinang hampir tua 20 bh
-          Daun sirih 20 lbr
-          Daun sirsak 100 lbr
-          Srei 20 batang
-          Bawang putih bersama kulitnya ¼ kg
-          Tembakau jadi atau daun Tembakau ¼ kg
-          Cabe rawit 20 – 25 buah dibuang tangkainya
-          Air sebanyak 10 liter
Peralatan : Blender, lesung, jerigen, baskom
Cara Pembuatan :
-          Pinang ditumbuk halus dengan memakai lesung
-          Bahan lainnya diblender
-          Semua bahan yang sudah halus dimasukkan kedalam jerigen dengan air 20 liter .
-          Jerigen tutup dengan rapat
-          Fermentasikan selama 1 hari 1 malam
-          Lalu disaring, cairan hasil saringan siap digunakan.
Dosis dan aplikasi :
DOSIS : 1 Gelas untuk 1 tangki semprot
UNTUK PEREKAT BOLEH MEMAKAI :
1 BUTIR TELOR/1 SENDOK SABUN COLEK/1 PELEPAH LIDAH BUAYA  DIGUNAKAN KAPASITAS UTK 1 TANGKI SEMPROT
APLIKASI : Semprotkan 1 x dalam 5 hari ada atau tidak ada hama
Resep organik  tanaman sebagai pupuk  adalah fermentasi dari berbagai bahan seperti buah-buahan, sayuran dan jagung dengan ragi tape, air cucian beras, dan usus ikan.. Resep ini sangat aman untuk tanaman maupun lingkungan.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan I (semua bahan ini diiris kecil-kecil) :
1.      Semangka beserta kulitnya satu buah
2.      Pisang berserta kulitnya 5 buah
3.      Mangga 2 buah,
4.      Pepaya 1 buah dikeluarkan bijinya
5.      Nenas dengan kulitnya 1 buah
6.      Kacang panjang 20 batang
7.      Batang kangkung dan akarnya 1 ikat
8.      Ujung Jagung muda berkulit 3 potong
Bahan – bahan II :
-          1 Kg gula merah dididihkan dengan 1 ltr air
-          Air cucian beras 5 ltr
-          Ragi Tape 5 biji
-          Air kelapa 5 ltr
-          Usus Ikan Nila 1 ons
Peralatan : Blender, Jerigen 15 Ltr, Baskom, Kompor, Selang aguarium 1 m, botol 1 bh dan lem plastik.

Cara membuat :
-          Semua Bahan I di bleacing dengan air bersuhu 700C dan ditunggu sampai dingin.
-          Blender, jerigen disterilkan dengan air panas atau dengan alkohol 70 %
-          Gula merah cair dimasukkan dalam jerigen steril
-          Bahan I yang telah dingin dibelender, bersama dengan ragi tape dan usus ikan lalu dimasukkan dalam jerigen.
-          Tutup rapat jerigen beri selang pada tutupnya dan masukkan ujung selang ke dalam botol berisi air sebagai aerator utk mengurangi tekanan gas didalam jerigen sekaligus menghindari bakteri lain masuk jerigen
-          Jerigen digunjang setiap 2 hari selama 5 menit dengan selang tetap berada dalam botol untuk mengeluarkan gas dari dalam jerigen.
-          Lama fermentasi minimal 14 hr. semakin lebih baik. Bila berhasil akan berbau seperti tape dan berbau busuk bila gagal.
-          Saring rotan dan simpan ditempat yang sudah disterilkan. Rotan siap digunakan.
Dosis dan cara aplikasi pemakaian :
Dosis :
Pertangki 1 gelas semprotkan pada tanah dan tanaman :
1.      Ramuan 1 gelas / 200 ml
2.      Dedak 1 genggam
3.      Gula 5 sendok
Cara Aplikasi :
1.      Diamkan selama 1 jam kemudian saring.
2.      Semprotkan pada lahan
3.      Semprotkan keseluruh tanaman (batang,Daun)
4.      Waktu aplikasi sebaiknya antara jam 6 s/d 9 pagi atau jam 15 s/d 18
5.      Waktu aplikasi 2 minggu sekali.

Selamat mencoba……. Dan semoga berhasil……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar