BERTANAM TOMAT DI PEKARANGAN
Penataan
pekarangan bertujuan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya melalui
pengelolaan yang intensif dengan tata letak sesuai komoditas yang diusahakan
dan memanfaatkan sumber daya lokal secara bijaksana yang dapat menjamin
kesinambungan penyediaan pangan rumah tangga berkualitas dan beragam. Tomat
dengan buah yang merah akan memberi daya tarik tersendiri apabila ditanam
dipekarangan. Banyak orang senang menanam tomat, namun tidak
memiliki sawah/ladang yang cukup yang
dapat dimanfaatkan sebagai lahan tanam.
Ada yang menjadikan budidaya tomat hanya sebagai hiburan bagi mereka
yang berprofesi bukan petani namun ada
juga yang menanam tomat hanya untuk memenuhi kebutuhan dapurnya sendiri tanpa
untuk diperjualbelikan atau tidak berorientasi agribisnis. Kegiatan seperti ini
biasanya dilaksanakan dengan cara
menanam tomat dalam polybag di lokasi yang sempit atau di pekarangan yang
relatif mudah untuk dilaksanakan.
Beberapa
keuntungan menggunakan Polybag antara lain :
1.
Drainase, aerasi dan penyerapan air sangat baik
sehingga tanaman dapat tumbuh subur seperti halnya di tanam di lahan.
2.
Mudah dipindah-pindahkan untuk ditempatkan di
tempat yang teduh atau panas sesuai keinginan. Juga dapat dipindahkan ke tempat
yang dekat dengan sumber air atau dijauhkan dari tempat yang terlalu basah.
3.
Dapat digunakan sebagai tanaman pelindung angin
atau debu dan tanaman penghias ruangan dalam rumah atau taman.
Adapun tahapan penanaman Tomat dalam polybag adalah sebagai
berikut :
A.
Memilih dan Menyiapkan Polybag
1.
Ukuran polybag harus besar agar dapat menopang
keberadaan tanaman lombok yang
perkembangan akarnya banyak, ketinggian tomat yang bisa mencapai 1,2 m,
perkembangan dahan dan ranting banyak
yang menyebabkan jumlah daunnya banyak/ rimbun. Polybag yang biasa
digunakan adalah yang berukuran besar dengan
panjang 50-60 cm dan lebar 40-45
cm serta tebal 0,12 mm
2.
Polybag harus berbahan plastik sehingga tidak mudah
sobek.
3.
Karena terbuat dari plastik, maka polybag harus
berlubang agar air siraman tidak berlebihan. Tujuannya agar akar tanaman tidak
membusuk akibat terendam air. Lubang pada polybag dapat dibuat dengan cara
menusuk dengan pisau atau paku atau gunting. Ukuran lubang diatur sebaik
mungkin dengan jumlah bervariasi sebanyak 10-30.
B.
Pembibitan/ Pesemaian
Tanaman tomat merupakan jenis
tanaman yang cocok ditanam dalam polybag, baik sebagai benih maupun tanaman
jadi. Petani dapat memilih :
1.
Menjadikan polybag sebagai lahan pesemaian dan setelah
cukup besar dipindahkan ke lahan sawah/pekarangan
2.
Menjadikan polybag kecil (ukuran 8 x 8 cm) sebagai
wadah semai benih dan setelah cukup umur,
bibit dapat dipindahkan ke polybag
ukuran besar sebagai wadah tanam permanennya.
3.
Pesemaian di bedengan dan pembibitannya dilakukan dalam
polybag kecil ukuran 8x8 cm. Benih
lombok yang telah berkecambah atau bibit lombok umur 10-14 hari (biasanya telah
tumbuh sepasang daun) dapat dipindahkan ke polybag kecil. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
-
Polybag tempat pembibitan perlu diisi dengan campuran
tanah
-
Pemindahan bibit dari bedengan ke polybag dengan
hati-hati. Saat bibit di tanam di polybag, tanah di sekitar akar tanaman di
tekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di
tempat teduh dan disirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan
ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh pada saat pemindahan di
tempat terbuka.
4.
Menjadikan polybag besar sebagai wadah tanam tomat
mulai awal (benih) sampai tanaman menjadi besar dan berbuah.
C. Penyiapan
Media Tanam
1.
Tanah yang dapat dipakai sebagai media tanam dalam
polybag adalah :
-
Lapisan tanah atas (top soil), kedalaman sekitar 0-27
cm karena mengandung banyak unsur organik yang dibutuhkan tanaman
-
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah andosol dan
lempung, harus berstruktur remah atau gembur agar peresapan air dan sirkulasi
udara berjalan lancar
-
Derajat keasaman (PH) tanah berkisar 6,0 -7,0
-
Sebelum tanah dimasukkan dalam polybag, tanah perlu
diolah yakni dengan perlakuan pembersihan dari bebatuan atau kerikil,
pengapuran dan pemupukan
Pembersihan
dilakukan dengan cara pengayakan .
Lubang pengayakan berukuran antara 3-5 mm atau seukuran ayakan pasir
bangunan. Manfaat pengayakan adalah
memperoleh tanah yang memiliki butiran yang halus agar akar tanaman dapat
dengan mudah meresap ke seluruh permukaan media tanam baik di lapisan atas,
tengah maupun bawah sehingga tanaman cabe akan tumbuh subur dan pesat.
2.
Menyiapkan kesuburan tanah untuk media tanam.
a.
Dalam menyiapkan media tanam, perlu juga dilakukan
pengapuran tanah apabila tanah terlalu asam. Pemberian kapur pada tanah akan
memperbaiki struktur tanah.
Akibat baik dari pengapuran tanah yang
tepat adalah :
-
Menambah dan
meningkatkan nitrogen organik dalam tanah dan
mengubah menjadi amoniak dan nitrat yang sangat dibutuhkan tanaman
-
Membantu
mengubah struktur tanah menjadi lebih gembur
-
Memperkuat
lapisan dinding jaringan atau sel sehingga tanaman tahan penyakit
Akibat
buruk apabila pengapuran tanah yang berlebihan adalah :
-
Daun akan
menguning akibat terjadi klorosis, yaitu akibat terganggunya proses pembentukan
klorofil
-
Tanah kurang subur akibat menurunnya unsur pospor
b.
Selanjutnya mencampurkan tanah dengan pupuk, baik pupuk
kompos / pupuk kandang maupun pupuk kimia. Bila menggunakan jerami maka
dipotong-potong dan dibasahi, begitu pula dengan sekam dan serbuk gergaji perlu
dibasahi . Bahan lain adalah kotoran ternak seperti kotoran ternak kambing, sapi dan ayam.
c.
Keuntungan lain selain memberikan kesuburan media tanam
dari campuran sekam atau jerami atau serbuk gergaji adalah :
-
Kelembaban tanah
terjaga dengan baik dan stabil. Meskipun terjadi perubahan cuaca seperti dari
musim hujan ke musim kemarau, media tanamnya tidak cepat panas sehingga tanaman
dapat tahan lama hidup.
-
Media tanam tidak cepat padat melainkan tetap berongga
sehingga drainase (pengaturan air tanah) berjalan baik dan sirkulasi udara
menjadi sempurna
-
Media tanam menahan air dan tidak cepat kering sehingga
dapat mengurangi penyiraman
d.
Beberapa jenis susunan media tanam/komposisi campuran
tanah dan bahan-bahan lain yang akan dipakai sebagai media tanam dalam
polybag bervariasi dan dapat dipilih
salah satunya tergantung kondisi ketersediaan bahan-bahan tersebut sebagai
berikut :
-
Semua lapisan
diisi tanah tanpa lapisan bahan lain yang disebut penyusunan dengan sistim satu lapisan tanah
(media tanam). Yang artinya kedalam
polybag hanya diisi tanah yang telah diolah tanpa diberikan bahan lain
-
Komposisi tanah, pupuk kompos dan sekam dengan perbandingan 2:1:1 dan ketebalan
tiap bagian lapisan 3-5 cm
-
Komposisi tanah dan pupuk kandang (kompos) dengan
perbandingan 1:1 dan ketebalan tiap bagian lapisan 3-5 cm
-
Bila tanah yang digunakan tanah liat padat, maka komposisinya adalah tanah, pupuk kompos,
pasir dengan perbandingan 1:1:1
3.
Kondisi bibit yang siap pindah/tanam :
-
Telah mempunyai 4-6 helai daun, atau
-
Sudah berumur
30-40 hari, atau
-
Tinggi batang mencapai 6-8 cm.
Bibit
demikian tidak mudah mati saat ditanam
karena secara fisik sudah kuat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Bibit
ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi, tanah di sekitar pangkal batang
dipadatkan agar perakaran lebih kuat,
kemudian dilakukan penyiraman
D.
Penanaman
1
Waktu penanaman harus tepat walaupun penanaman
bibit dalam polybag tidak terkait musim. Sebaiknya penanaman dilakukan pada
pagi hari atau sore hari. Apabila waktu penanaman salah seperti pada pukul
11.00 – 15.00 maka akan mengakibatkan tanaman banyak mengeluarkan air melalui
penguapan sehingga tanaman akan layu sekalipun persediaan air dalam tanah
cukup. Hal ini disebabkan karena akar belum baik beradaptasi menyalurkan air.
2
Lubang tanam perlu dibuat untuk mempermudah
adaptasi akar bibit dengan lahan baru. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan
ukuran tanah yang membungkus akar bibit.
-
Bibit dari polybag besar hanya dicabut tanpa
menyertakan tanah. Hal ini disebabkan
benih biasanya disemai rapat karena lahan semai tidak luas. Karena bibit
dicabut tanpa menyertakan tanah sehingga lubang tanamnyapun tidak begitu besar.
Namun kedalamannya harus disesuaikan dengan panjang akar bibit untuk
menghindari stres ketika pemindahan. Untuk menghindari tidak
putus/rusaknya akar bibit saat dicabut
maka harus disiram agar tanahnya gembur.
-
Bibit dari pesemaian/pembibitan di polybag kecil
membutuhkan lubang tanam yang sama atau lebih besar dari ukuran polybag kecil.
Hal ini karena bibit tidak digali/dicabut tetapi diambil langsung bersama tanah
atau media tanam dalam polybag pembibitan. Pembuatan lubang tanam dilakukan
sekitar 3-5 hari sebelum tanam, maksudnya agar sirkulasi udara di sekeliling
lubang tanam berjalan baik. Saat penanaman, sebaiknya plastik polybag dibuang
agar pertumbuhan akar tidak terganggu.
-
Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi
tegak lurus, tanah di sekitar batang dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan
penyiraman. Dalam satu polybag sebaiknya ditanami satu tanaman saja. Tujuannya
untuk menghindari adanya persaingan dalam pemanfaatan zat makanan yang
terkandung dalam tanah.
E.
Pemeliharaan
1.
Pewiwilan/perempelanpemangkasan dilakukan terhadap
tunas samping yang muncul sebelum pembungaan agar tanaman tumbuh besar. Lakukan
perempelan daun-dauan tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari
ketiak daun dibawah percabangan pertama. Pewiwilan ini biasanya dilakukan dalam
2 tahap yaitu sekitar 20 hari setelah tanam dan 3-4 minggu setelah pewiwilan
pertama.
2.
Penyiraman. Bila tidak hujan, penyiraman dilakukan
setiap hari sampai umur 2 minggu, setelah itu cukup dilakukan 2-3 kali seminggu
atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 karena pada siang hari tanaman
banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis.
3.
Pemupukan. Dapat
dilakukan beberapa tahap antara lain :
-
Sebulan atau 4 minggu setelah tanam diberi campuran
pupuk TSP sebanyak 10 gram (sekitar 1 senduk makan penuh) dan pupuk KCl
sebanyak 7 gram (sekitar 2 senduk teh penuh)
-
Pada umur 6 minggu setelah tanam, diberi pupuk urea
sebanyak 7 gram
-
Setelah berumur 8 minggu atau 10 minggu diberi campuran
pupuk Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1:1:1. Jumlah/dosis yang diberikan
sebanyak 7-10 gram/tanaman. Campuran pupuk ini dapat diganti dengan pupuk
majemuk NPK (15:15:15)
-
Cara pemberian pupuk : dengan cara membenamkan ke dalam
media
tanam di pinggiran atau dinding polybag bagian dalam.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama
yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah, sedangkan
penyakit yang dominan menyerang adalah layu bakteri dan virus mosaik yang
menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman. Adapun pengendalian yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
-
Kutu daun dengan
menggunakan Decis, Marshall
-
Thrips dengan menggunakan Mesurol, Perfekthion
-
Lalat buah dengan menggunakan eugenol/petrogen untuk
menarik lalat buah yang ditempatkan di sudut lokasi pertanaman cabe atau dengan
menggunakan curacron, decis.
-
Layu bakteri dan mozaik dengan pencabutan atau
pemusnahan tanaman yang sakit, aplikasi insektisida untuk mengendalikan
serangga vektor antara lain dengan curacron dan marshal.
F.
Panen dan Pasca Panen
Tomat dapat dipanen pertama kalinya setelah berumur
3-4 bulan atau 75-80 hari setelah tanam. Kemudian panen berikutnya setiap 3-4
hari sekali atau seminggu sekali. Pada pertanaman yang baik, pemanenan dapat
dilakukan hingga 20 kali, namun pada umumnya sekitar 15 kali. Pada pemetikan
pertama hingga pemetikan ketujuh akan terjadi kenaikan produksi, namun pada pemetikan
kedelapan dan seterusnya produksi tetap dan kemudian menurun. Pemetikan
dilakukan secara manual (dengan tangan)
secara hati-hati agar percabangan atau tangkai tanaman tidak patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar